Saturday, March 10, 2012

Menelusur Pesona Probolinggo dan Lumajang


Assalamu'alaykum.


Rasanya, sudah lama aku tak menjelejah ke daerah pedesaan di Probolinggo. Kalau dulu ada judul acara ‘Bule Masuk Desa’, judul untuk perjalananku kali ini adalah ‘Wong Ndeso Masuk Desa’. Mungkin judul ini tepat, kali, ya.





Alkisah, pada liburan semester 1 kemaren, aku dan ayah menyempatkan diri untuk pergi ‘melancong’ ke daerah Sumber. Kami berangkat dari Leces sekitar pukul 06.30 dengan membawa perlengkapan seadanya: kamera DSLR, sebotol minuman, dan jaket. Sebelum berangkat, kami belum sarapan, maksudnya mau nge-warung di perjalanan.





Tempat pertama yang kami lewati adalah Bantaran. Sebenarnya, di Bantaran ini ada warung ayam goreng langganan kami. Sayangnya, warung si mbok belum gelar lapak. Jelas saja, kedatangan kami pagi itu terlalu dini.





Tempat kedua kami adalah Kuripan dan dilanjutkan ke Sumber. Di daerah Kuripan dan Sumber, keadaan udara terasa dingin. Banyak penduduknya yang mengalungkan sarung mereka di leher. Mungkin, itu adalah penghangat yang praktis buat mereka.





Perjalanan dilanjutkan di Ledok Ombo yang jalannya banyak dihiasi bebatuan. Ugh! Selain kondisi jalan yang berbatuan, di tempat itu harga bensin eceran lebih mahal daripada Leces. Kalau di Leces harga bensin eceran dipatok harga Rp 5.000,00, di Ledok Ombo harganya mencapai Rp 5.500,00. Persawahan di tempat itu, menurutku, subur sekali. Ini dapat dilihat dari kondisi sawah di kanan-kiri sisi jalan. Hijau bener! Tanaman yang saat itu banyak dikelola adalah kubis dan bawang prei.





Kami memasuki Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Di Senduro, kami sempat beristirahat lama di pelataran sebuah Pura yang lumayan besar. Saat kami sampai di Pura, matahari bersinar sangat terik. Ini membuatku harus berkali-kali memicingkan mata ketika sedang berfoto.





Untuk perjalan pulang, kami sengaja mengambil rute yang berbeda dengan rute awal tadi. Kalau tadi kami lewat Bantaran, Kuripan, dan Sumber, kali ini rute yang diambil adalah Lumajang dan Klakah. Jadi, bagi yang ingin ke Pura dan suka kenyamanan, aku saranin untuk melalui Klakah dan Lumajang. Namun, bila suka berpetualang, mungkin rute Bantaran, Kuripan, dan Sumber bisa saja dicoba.





Di bawah ini adalah hasil jepretanku selama traveling singkat itu :). Mungkin, angle yang diambil tidak terlalu bagus. Hehe…. Mohon maklum, ya, aku masih dalam tahap belajar fotografi ^^.










 Hijau: Pemandangan dari puncak, terlihat sangat hijau dan asri.








Keep Narsis be Eksis: Sisi lain Probolinggo yang indah.







(lupa di mana -_-“)







Bebatuan: Perjalanan menanjak di Ledok Ombo yang penuh dengan batu. Di sini, aku harus turun dari motor , kata Ayah supaya tidak terlalu berat *walah, ini seperti sindiran halus yang ngatain bahwa aku ndut*.







Sinyal Lemah: Selama perjalanan, HP benar-benar low signal :’(







5500: Harga bensi di Ledok Ombo yang lebih mahal 500 daripada Leces *rumahku*.







Argosari: Salah papan nama di Kecamatan Senduro







Persembahyangan: suasana Hindu sudah terasa







Pura Giri Pertiwi: salah satu Pura di Argosari yang ada di sebelah rumah.







Mandhara Giri: Pura di Senduro yang lumayan besar.







Sukarela: Media menambah tabungan akhirat :)







Gagah: Patung ini adalah pintu masuk menuju Pura







Pecah: Lampu yang ada di belakang patung yang pecah.







Bale Pegat








Palukatan








Air Suci: Ini adalah benda yang terletak di ‘dudukan’ yang ada di Palukatan.











Ini adalah gambar yang terletak di puncak tugu *gambar sebelumnya*








Mandhara Giri: Salah satu sudut Mandhara Giri yang dipayungi langit dan berpagar kehijauan.







Mandhara Giri: Kokoh dan keren ^^ 







Salah satu pemandangan yang bisa diambil di pintu masuk/keluar.




No comments:

Post a Comment