Tuesday, February 28, 2012

Hei, Kamu, Bisakah Aku Mengenalmu?





Nestie, please, untuk yang satu ini, kuharap hanya antara aku dan kamu.





Kamu tentu tahu bahwa aku adalah orang yang sulit untuk menaruh kepercayaan pada seorang pria. Bagiku, semua pria itu sama saja: memandang wanita dari tampangnya, memilih game daripada kekasihnya, atau lebih parahnya lagi, mayoritas pria adalah maniak sensualitas. Tentu saja ada pengecualian. Jujur, aku tak tahu mengapa pria-pria (yang kuceritakan di atas) dapat memiliki pikiran-pikiran kotor mengenai wanita atau hal-hal lain yang tidak pantas diucapkan. Bahkan, aku pernah mendengar kawan-kawanku menceritakan tentang daerah intim para wanita. Ya Tuhan!





Tapi, Nestie. Pria yang satu ini berbeda. Aku telah melihat sedikit profilnya di biodata salah satu jejaring social. Dan kamu tahu, kurasa dia bukan salah satu dari criteria pria yang kuceritakan di atas. Dia sosok yang religius, Nes. Sebenarnya, aku memang belum terlalu tahu siapa dia. Tapi, aku sepertinya tahu bagaimana karakternya dari semua yang dia tulis melalui salah satu blog pribadinya. Well, kesimpulanku: dia adalah pria baik-baik yang saleh. Dan aku kagum pada kesan pertama (bukan pandangan pertama).





Beberapa hari yang lalu, aku telah mengirimkan permintaan pertemanan padanya dan aku tersenyum girang begitu tahu bahwa dia menerima permintaanku itu. Satu hal yang aku pikirkan adalah: aku harus berkenalan dengannya. Tapi, sepertinya dia pria yang dingin atau mungkin terlalu sibuk. Jadi, kuputuskan niatku dan aku hanya melihat-lihat kiriman di dindingnya. Hampir seluruhnya.





Mungkin, aku harus sedikit bersyukur karena aku mengurungkan niatku untuk berkenalan dengannya. Dari hasil ‘pengintaian’ku di dindingnya, jelas sekali bahwa dia sering tidak membalas sapaan ataupun inbox. Ya, itu adalah sedikit kesan yang kudapatkan. Sekali lagi, mungkin dia adalah pria yang dingin atau terlalu sibuk, ya?





Ffiuh. Untunglah aku tidak segera menerornya dengan segudang pesan di inbox ataupun di dindingnya dengan kalimat: “Leh nal, gag?” atau “TFR. Cp di sana?” atau mungkin dengan gaya 4L4Y yang bagi sebagian orang adalah bentuk gaul (yang sangat berlebihan) “Kk, L3H N4L, 64K? M4K4ciiH c07f12mny4, Y4ch”. Mungkin, bila itu sempat kulakukan, mungkin dia akan membatin, “nih cewek agresif banget, ya?” atau “males gilak bales inbox dia” atau komentar paling singkat “jijik!”.





Well, kalau kamu bertanya alasanku me-request pertemanan itu karena aku ingin tahu statusnya yang penuh motivasi. Dan tujuan utamanya adalah aku berniat menjadi secret admirer-nya. Just it, Nestie. Sebenarnya, harapanku adalah pertemuan bak sinetron: bertemu di kampus, bukuku jatuh. Dia ngambil, aku ngambil. Dia bengong, aku bengong. Dan sama-sama terbengong. Akhirnya, saling kenalan, deh.





Sudahlah. Intinya, aku kini secret admirer pria itu, Nestie. Jadi, kumohon, jangan ceritakan ini pada siapapun. Termasuk pada Teddy Bear pemberianku tahun lalu. Atau pada Michael, Pacarmu. Setahuku, bila dia sampai tahu, dia akan menceritakan ini pada gang-nya dan aku tak mau itu sampai terjadi. So, Nestie, ini rahasia kita, ya.





Kamar Nestie, Februari 2012

No comments:

Post a Comment