Aku katakan padamu bahwa aku kini mulai menikmati setiap gangguanmu padaku. Entah apa alasanku berkata padamu seperti itu. Yang jelas, aku tak lagi merasa terganggu lagi dengan semua tingkahmu. Bahkan, aku merasa kehilangan ketika sehari saja kamu tak menggangguku.
Ah. Maaf. Apa yang kukatakan padamu? Aduh. Bukankah kamu hanya menganggapku sebatas teman? Ya, aku juga menganggapmu seperti itu. Sungguh.
Mungkin, aku memang tak terlalu mengenalmu. Jelas saja, aku dan kamu baru saling dekat, bukan? Ya, aku memang belum mengenalmu.
Begini, jujur, ketika ada pesan singkat masuk ke ponselku, aku segera menyambar ponsel putihku. Membukanya dan selalu berharap bahwa itu pesan darimu. Ketika kutahu itu bukan pesan darimu, aku akan mengetikkannya dengan kecepatan standart dan tanpa ekspresi apapun. Mungkin hanya tersenyum bila pesan itu benar-benar lucu. Namun, ketika itu adalah pesan darimu, aku akan selalu tersenyum. Bahkan ketika pesan itu hanya sebuah sapaan, ‘lagi apa?’.
Aku pernah berharap bahwa pertanyaan yang kamu lontarkan padaku dapat kamu ganti suatu saat. Ya, kamu sering menanyakan padaku, ‘sedang apa?’, bukan? Bagaimana bila pertanyaan itu kamu ganti dengan, ‘apa kamu mau menemaniku malam ini? Aku ingin mendengar kabarmu’.
Sekali lagi, aku memang belum mengenalmu. Aku tidak pernah tahu apa pesan yang kamu kirimkan pada kawan-kawan perempuanmu, tentu saja selain aku. Apa mungkin apa yang kamu kirimkan pada mereka sama dengan apa yang kamu kirimkan padaku? Ah. Aku cemburu.
Aduh. Aku cemburu? Aku cemburu pada siapa dan untuk apa? Ya, aku cemburu padamu. Tapi, entah untuk apa. Yang jelas, aku cemburu, walaupun kamu tidak pernah menganggapku apapun di hatimu.
Tentang gangguanmu, kuharap itu akan selalu ada untukku. Ya, walau hanya sebatas gangguan kecil, kuharap suatu saat itu bisa berubah menjadi perhatian. Ah. Apa aku sedang jatuh cinta padamu? Sudahlah. Aku tak ingin merusak pertemanan kita dengan terlalu banyak berkhayal tentang hubungan kita ini.
Aku cemburu. Aku cemburu dengan gangguan yang mungkin juga kamu berikan pada perempuan lainnya. Ya, aku memang cemburu. Tapi, untuk apa?
No comments:
Post a Comment